Agama Memberikan Solusi dalam Menanggapi Permasalahan Musibah
Musibah secara kharfiah berarti suatu hal yang tidak disenangi, kata  lain dari musibah ialah bencana. Musibah adalah permasalahan manusia  yang sewaktu-waktu bisa menimpa dan itu merupakan hal-hal yang tidak  menyenangkan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Dengan pembawaan  manusia yang terlahir beragama, Agama adalah kebutuhan manusia, Agama di  anggap sebagai suatu jalan hidup bagi manusia (way of life) menuntun  manusia agar hidupnya tidak kacau. Dalam kehidupan, agama pada dasarnya  mengajarkan  kepada umatnya untuk menjalankan kehidupan di dunia ini dengan amal  perbuatan yang baik. Sebab tujuan utama dari agama adalah mengantarkan  umat manusia menuju sebuah keselamatan hidup, baik masa kini maupun masa  mendatang. Harapan akan keselamatan itu akan selalu menjadi dambaan  manusia, tatkala ancaman penderitaan yang dirasakan semakin mengecilkan  eksistensinya seperti halnya musibah. Kenyataan seperti itu seolah  membuktikan bahwa agama merupakan kebutuhan bagi setiap unsur kehidupan  di muka bumi ini.
Dalam permasalahan musibah, pada dasarnya setiap agama mempunyai  pandangan yang berbeda dalam menanggapinya. Dari pandangan yang berbeda  tersebut bagaimanakah pandangan agama Islam dan Kristen dalam menanggapi  permasalahan musibah? dan bagaimana solusi agama Islam dan Kristen guna  menanggapi permasalahan musibah? Di mana agama memandang permasalahan  musibah merupakan permasalahan manusia yang harus dicarikan solusinya.
Para ahli sosiolog, memandang agama sebagai peryataan atau perwujudan  sifat hanif manusia yang telah tertanam dalam jiwa. Oleh karena itu,  beragama adalah amat natural, dan merupakan kebutuhan manusia secara  esensial, dalam menanggapi permasalahan yang dapat mengecilkan  eksistensi manusia, disaat manusia dalam kericuhan, kekecewaan dan  sebagainya, agama mempunyai peran penting dalam menanggapi permasalahan  manusia tersebut, yang diantarnya yaitu musibah. Agama memberi makna  pada kehidupan individu dan kelompok, juga memberi kelanggengan hidup  setelah mati. Agama dapat menjadi sarana menusia untuk mengangkat diri  dari kehidupan duniawi yang penuh penderitaan, mencapai kemandirian  spiritual. Agama memperkuat norma-norma kelompok, sanksi moral untuk  perbuatan seseorang, dan menjadi dasar persamaan tujuan serta  nilai-nilai yang menjadi landasan keseimbangan masyarakat, dan juga  menentramkan hati dan jiwa.
Untuk memahami, menanggapi dan sekaligus mencari solusi dari  permasalahan musibah, penulis menggunakan pendekatan fungsional agama  dengan menggunakan bangunan sosiologi agama. Adapun model analisis yang  dipakai adalah analisis deskriptif, integratif, dan kausal-komparatif.  Tahapantahapan metodologis ini dipakai sebagai alat untuk mengungkap  permasalahn musibah, yakni mendeskripsikan, mengintegrasikan atau  menyusun tipologi dari semua data yang diperoleh, juga mengkritisinya.
Dengan menginterpretasi realitas musibah, yang menjadi permasalahan  manusia. Agama mempunyai peran dan fungsi dalam menanggapinya.  Berdasarkan penelitian diketahui, bahwa semua manusia pasti mengalami  atau tertimpa musibah, dan akibat yang dihasilkan oleh musibah bisa  berakibat pada kematian. Dalam menanggapi permasalahan tersebut, agama  mempunyai peran dan fungsi penting dalam menanggapinya. Agama seperti  diungkapkan para ahli sosiolog sebagai semesta simbolik yang memberi  makna pada kehidupan manusia, dan memberikan penjelasan yang paling  komprehensif tentang seluruh realitas. Agama merupakan naungan sakral  yang melindungi dari situasi kekacauan (chaos). Bagi para penganutnya,  agama berisikan ajaran-ajaran mengenai kebenaran tertinggi (summum  bonum) dan mutlak tentang aksistensi manusia dan petunjuk-petunjuknya  untuk hidup selamat di dunia dan akhirat. Sebagai sistem keyakinan agama  bisa menjadi bagian dan inti dari sistem nilai yang ada dalam  kebudayaan masyarakat, dan menjadi pendorong atau penggerak serta  pengontrol bagi tindakan anggota masyarakat untuk tetap berjalan sesuai  dengan nilai-nilai kebudayaan dan ajaran agama.
Dari situ agama memberikan solusi dalam menanggapi permasalahan musibah,  yaitu dengan tabah, sabar dalam menanggapinya, tetap terus berusaha dan  tidak putus asa dalam menghadapi permasalahan tersebut, yakin bahwa ada  dunia luar yang tidak terjangkau oleh manusia (beyond), dan lebih  mendekatkan diri pada Tuhan dengan sarana ritual yang memungkinkan  memberikan jaminan dan keselamatan hidup di dunia maupun akhirat. Sumber: digilib.uin-suka.ac.id (diakses: 25 November 2010)
Seperti halnya dengan isyu yang telah melanda di Provinsi Sulawesi Barat, ribuan warga Kab. Majene dan Polewali Mandar, mengungsi.  Mereka memilih meninggalkan rumah setelah mendengar informasi akan  terjadi gempa dan tsunami.
Kendati Badan Meterologi, Klimatologi  dan Geofisika ( BMKG ) stasiun Majene sudah menegaskan bahwa isu  tersebut tidak benar, hingga Rabu ( 24/11 ), warga masih mengungsi. Para  nelayan juga tidak melaut.
Pengungsian besar-besaran terjadi di pemukiman pesisir di Majene antara  lain di Sirindu, Pamboang, Rangas, Totoli, serta Baurung.  Warga Desa  Tandung, Kecamatan Tinambung, Polewali Mandar yang juga mendengar isu  gempa tsunami tersebut juga memilih mengungsi.
Pengungsian yang terjadi sejak Senin (  22/11 ) itu mencapai puncaknya pada Selasa (23/11 ) malam. Pada Selasa  malam itu, warga pesisir Majene dan sebagian Polewali Mandar  meninggalkan rumah mereka dan memilih menginap di pemukiman yang di  perbukitan seperti di kelurahan Tande, kecamatan Banggae Timur yang  berada di ketinggian Majene.
Tidak ada kejelasan dari mana masyarakat  memperoleh isu akan terjadi gempa dan tsunami tersebut. Warga mengaku  hanya mendengar informasi dari warga lainnya, bahwa tidak lama lagi  Majene akan terjadi gempa dan tsunami.  Sebagian warga mengaku yakin  akan terjadi gempa dan tsunami setelah sejumlah media cetak dan  elektronik menyiarkan berita bahwa salah satu daerah rawan Gempa dan  Tsunami di Indonesia adalah kabupaten Majene.
Kepala BMKG Majene, Eby Sofyan yang  ditemui Rabu dinihari di kantornya, mengaku sudah berulangkali memberi  pengertian ke masyarakat bahwa isu gempa dan tsunami itu tidak benar. Hingga Rabu subuh, puluhan warga masih  bergantian mendatangi kantor BMKG Majene untuk meminta penjelasan  terkait kabar akan terjadinya gempa dan tsunami.
“Kami sudah berulangkali memberi tahu ke  masyarakat bahwa gempa maupun tsunami tidak bisa diprediksi, memang  Majene rawan gempa karena dilewati patahan Saddang tapi itu tidak bisa  diketahui kapan akan terjadi” kata Eby. Pemkab Majene baru akan menggelar rapat  hari Rabu (24/11) sore ini untuk menenangkan warga yang makin resah  akibat isu gempa dan tsunami.
“Pelaku penyebar isu bisa jadi  provokator yang memiliki tujuan lain, segera akan saya perintahkan  pemerintah kabupaten Majene segera meluruskan informasi tersebut,” kata  Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh.
Warga sendiri menyatakan masih cemas dan  khawatir akan terjadinya gempa dan tsunami karena belum ada penjelasan  resmi dari pemda terkait isu tersebut. Para warga mengungsi kedaerah pegunungan  dengan membawa sanak  keluarganya dengan berbekal seadanya karena  khawatir mereka akan  dihantam tsunami yang datang dari perairan  Sulawesi. Sumber: DATAstudi Information (diakses: 25 November 2010)
Sumber Gambar: Search Engine (google.co.id)
 


 
 
 
 

 
 
No comments :